- Back to Home »
- Lambang Kota di Indonesia Pada Masa Kolonial Hindia Belanda
Monday, November 21, 2016
Setiap daerah (kota, kabupaten atau provinsi) di Indonesia mempunyai
lambang daerah (coat of arms) masing-masing. Lambang daerah tersebut
menggambarkan kondisi lingkungan, sejarah, karakteristik atau cita-cita
yang ingin dicapai. Dari sekian banyak daerah ( kota atau kabupaten) di Indonesia, ada
beberapa kota yang memakai lambang yang sama dengan saat jaman kolonial.
Yaitu daerah yang saat jaman Hindia Belanda (Dutch East Indies) sudah
menjadi kotapraja (gementee).
Lambang yang sama atau mempunyai kemiripan ini di pertahankan,
kemungkinan karena memang nilai yang terdapat dalam lambang tersebut
sesuai dengan daerah itu. Jadi bukan sebatas mempertahankan warisan
kolonial belaka.
Berikut beberapa lambang Kota yang pernah dipakai Pada masa kolonial Hindia Belanda :
1.Bandung
Lambang ini merupakan lambang Bandung yang mendapat status of gemeente di tahun 1906,Unsur yang masih dipertahankan dari lambang lama adalah gambar sungai yang mengalir, melambangkan daerah Bandung yang dialiri sungai Citarum, Cikapundung dan sungai lain. Sungai ini terdapat baik di lambang Kota Bandung maupun lambang Kabupaten Bandung.
2.Batavia
Lambang kota Batavia dengan motto yang terkenal dari Gubernur Jenderal VOC (1619-1623 dan 1627-1629) Jan Pieterzoon Coen, pendiri Kota Batavia.
3.Bogor
Berikut beberapa lambang Kota yang pernah dipakai Pada masa kolonial Hindia Belanda :
1.Bandung
Lambang ini merupakan lambang Bandung yang mendapat status of gemeente di tahun 1906,Unsur yang masih dipertahankan dari lambang lama adalah gambar sungai yang mengalir, melambangkan daerah Bandung yang dialiri sungai Citarum, Cikapundung dan sungai lain. Sungai ini terdapat baik di lambang Kota Bandung maupun lambang Kabupaten Bandung.
2.Batavia
Lambang kota Batavia dengan motto yang terkenal dari Gubernur Jenderal VOC (1619-1623 dan 1627-1629) Jan Pieterzoon Coen, pendiri Kota Batavia.
3.Bogor
Bogor di masa Hindia Belanda dikenal dengan nama Buitenzorg. Lambang
buitenzorg terdiri dari perisai yang terbagi menjadi 3 bagian.
4.Cianjur
Kabupaten Cianjur masih mempertahakan gambar gunung yang berwarna hijau, yang melambangkan kesuburan. Sampai sekarang Cianjur memang dikenal sebagai daerah yang subur, daerah penghasil beras Cianjur yang enak.
5.Cirebon
Kota Cirebon yang terletak di pesisir pantai utara Jawa, terkenal dengan hasil lautnya berupa udang. Mungkin karena hal inilah gambar udang terdapat di lambang kota Cirebon, baik di masa kolonial maupun sekarang.
6.Madiun
Unsur utama dari lambang kota Madiun adalah gambar 2 gunung, yaitu Gunung Lawu dan Gunung Wilis. Dan mengalir dibawahnya sungai Bengawan Solo.
7.Magelang
Lambang gementee Magelang di jaman Hindia Belanda cukup sederhana, yaitu paku yang terletak di tengah lingkaran. Bagi warga Magelang pasti sudah mengerti cerita mengenai paku tersebut. Paku tersebut merupakan penggambaran Gunung Tidar yang terletak di tengah Kota Magelang. Gunung Tidar sendiri, menurut cerita rakyat merupakan paku dari pulau Jawa.
8.Malang
Bentuk dasar lambang ini berupa perisai yang berwarna biru dengan mahkota berwarna kuning emas di atasnya dan berpadu dengan dasaran warna merah di bawahnya. Di dalam perisai itu ada gambar bunga teratai berwarna putih di pojok kiri atas. Perisai ini sendiri memiliki warna dasar biru. Sementara gambar singa yang dimaksud ini berada di sisi kanan dan kiri, tampak sedang memegang perisai tersebut. Selain dua ekor singa itu, ada pula seekor singa yang berada di dalam perisai. Ada pula pita berwarna putih tulang yang menjuntai bertuliskan “Nominor Sursum Moveor. Itu adalah semboyan lawas Kota Malang yang artinya “Malang Namaku, Maju Tujuanku”.
9.Manado
Unsur yang sama dari lambang Manado lama dan sekarang adalah pohon kelapa (nyiur).
10.Mojokerto
Sejak jaman Hindia-Belanda pohon Mojo (maja) sudah lama menjadi lambang Kota Mojokerto.
11.Pekalongan
Nama Pekalongan berasal dari (A- Pek- ALONG- AN) yang berarti tempat penangkapan ikan laut. Karena itulah dalam lambang Pekalongan terdapat gambar jaring dengan tiga ikan. Lambang ini disetujui pada tahun 1931.
12.Semarang
Pada tahun 1830 an kota Semarang juga sudah memiliki sebuah lambang kota, yang terdiri dari sebuah bidang dengan dasar warna biru lazuardi, di tengah lambang itu kita dapat melihat lukisan seorang anak perawan yang terbuat dari perak dengan kepala mengunakan sebuah tiara, terbuat dari kayu jati dan dedaunan semacam daun salam, sementara tangan kanannya nampak memegang kepala seekor singa yang terbuat dari emas, yang pada kakinya nampak memegang 19 buah anak panah. Adapun tangan kiri dari anak perawan itu juga nampak jelas memegang sebuah jangkar.
Di samping itu juga terdapat sebuah legenda berbunyi: "Semarang er onder geplaats" sementara pada bagian atasnya nampak jelas pula sebuah tiara terdiri dari lima buah pintu gerbang benteng.
13.Surabaya
Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, mempunyai lambang ikan SURO (ikan Hiu) dan BOYO (buaya). Simbol itu sesungguhnya untuk menggambarkan peristiwa heroik yang terjadi di kawasan Ujung Galuh (nama daerah Surabaya di masa silam), yakni pertempuran antara tentara yang dipimpin Raden Widjaja (BOYO) dengan pasukan tentara Tar Tar (SURO) pada tanggal 31 Mei 1293.
14.Tegal
Pada masa Hindia Belanda, lambang yang dipakai adalah perahu layar besar dengan bendera Belanda.
4.Cianjur
Kabupaten Cianjur masih mempertahakan gambar gunung yang berwarna hijau, yang melambangkan kesuburan. Sampai sekarang Cianjur memang dikenal sebagai daerah yang subur, daerah penghasil beras Cianjur yang enak.
5.Cirebon
Kota Cirebon yang terletak di pesisir pantai utara Jawa, terkenal dengan hasil lautnya berupa udang. Mungkin karena hal inilah gambar udang terdapat di lambang kota Cirebon, baik di masa kolonial maupun sekarang.
6.Madiun
Unsur utama dari lambang kota Madiun adalah gambar 2 gunung, yaitu Gunung Lawu dan Gunung Wilis. Dan mengalir dibawahnya sungai Bengawan Solo.
7.Magelang
Lambang gementee Magelang di jaman Hindia Belanda cukup sederhana, yaitu paku yang terletak di tengah lingkaran. Bagi warga Magelang pasti sudah mengerti cerita mengenai paku tersebut. Paku tersebut merupakan penggambaran Gunung Tidar yang terletak di tengah Kota Magelang. Gunung Tidar sendiri, menurut cerita rakyat merupakan paku dari pulau Jawa.
8.Malang
Bentuk dasar lambang ini berupa perisai yang berwarna biru dengan mahkota berwarna kuning emas di atasnya dan berpadu dengan dasaran warna merah di bawahnya. Di dalam perisai itu ada gambar bunga teratai berwarna putih di pojok kiri atas. Perisai ini sendiri memiliki warna dasar biru. Sementara gambar singa yang dimaksud ini berada di sisi kanan dan kiri, tampak sedang memegang perisai tersebut. Selain dua ekor singa itu, ada pula seekor singa yang berada di dalam perisai. Ada pula pita berwarna putih tulang yang menjuntai bertuliskan “Nominor Sursum Moveor. Itu adalah semboyan lawas Kota Malang yang artinya “Malang Namaku, Maju Tujuanku”.
9.Manado
Unsur yang sama dari lambang Manado lama dan sekarang adalah pohon kelapa (nyiur).
10.Mojokerto
Sejak jaman Hindia-Belanda pohon Mojo (maja) sudah lama menjadi lambang Kota Mojokerto.
11.Pekalongan
Nama Pekalongan berasal dari (A- Pek- ALONG- AN) yang berarti tempat penangkapan ikan laut. Karena itulah dalam lambang Pekalongan terdapat gambar jaring dengan tiga ikan. Lambang ini disetujui pada tahun 1931.
12.Semarang
Pada tahun 1830 an kota Semarang juga sudah memiliki sebuah lambang kota, yang terdiri dari sebuah bidang dengan dasar warna biru lazuardi, di tengah lambang itu kita dapat melihat lukisan seorang anak perawan yang terbuat dari perak dengan kepala mengunakan sebuah tiara, terbuat dari kayu jati dan dedaunan semacam daun salam, sementara tangan kanannya nampak memegang kepala seekor singa yang terbuat dari emas, yang pada kakinya nampak memegang 19 buah anak panah. Adapun tangan kiri dari anak perawan itu juga nampak jelas memegang sebuah jangkar.
Di samping itu juga terdapat sebuah legenda berbunyi: "Semarang er onder geplaats" sementara pada bagian atasnya nampak jelas pula sebuah tiara terdiri dari lima buah pintu gerbang benteng.
13.Surabaya
Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, mempunyai lambang ikan SURO (ikan Hiu) dan BOYO (buaya). Simbol itu sesungguhnya untuk menggambarkan peristiwa heroik yang terjadi di kawasan Ujung Galuh (nama daerah Surabaya di masa silam), yakni pertempuran antara tentara yang dipimpin Raden Widjaja (BOYO) dengan pasukan tentara Tar Tar (SURO) pada tanggal 31 Mei 1293.
14.Tegal
Pada masa Hindia Belanda, lambang yang dipakai adalah perahu layar besar dengan bendera Belanda.